Rabu, 11 Desember 2013

BAB III
                                                          PENILAIAN PENDERITA 

Tindakan penilaian penderita terdiri dari : 
1.) Penilaian keadaan
     Penilaian keadaan ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang apa yang sedang dihadapi, factor-faktor yang akan mendukung atau menghambat tindakan pertolongan pertama. Pada tahap ini penolong harus melakukan langkah langkah pengamanan lokasi, penderita dan dirinya sendiri serta orang lain.
Perhatikan :
o Bagaimana kondisi pada saat itu ?
o Kemungkinan apa saja yang akan terjadi ?
o Bagaimana mengatasinya ? 
INGAT
Amankan Diri Sendiri Terlebih Dahulu, 
Keselamatan Penolong Nomor 1
Di Lokasi
Secara umum tugas seorang penolong saat tiba dilokasi adalah :
1. Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang orang disekitar lokasi kejadian
2. penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan
3. Menentukan keadaan umum kejadian ( mekanisme cedera )
4. Mengenali dan mengatasi gangguan cedera yang mengancam nyawa
5. Stabilkan penderita dan meneruskan pemantauan
6. Minta bantuan bila diperlukan
Dalam melakukan tugas sebagai penolong juga perlu dikumpulkan berbagai informasi.

Untuk menunjang penilaian. Informasi dapat diperoleh dari :
- Kejadian itu sendiri
- Penderita ( bila sadar )
- Keluarga ( Saksi )
- Mekanisme kejadian
- Perubahan bentuk yang nyata ( cedera yang jelas )
- Gejala atau tanda khas suatu cedera atau penyakit.
2.) Penilaian dini
a. Kesan umum
- Kasus Trauma : adalah kasus yang disebabkan oleh suatu rudapaksa Mempunyai tanda-tanda yang jelas dan terlihat da atau teraba. Misalnya luka terbuka, memar, patah tulang da lain sebagainya
- Kasus Medis : adalah kasus yang diderita seseorang tanpa ada riwayat ruda-paksa. Contohnya sesak napas, pingsan.

b. Memeriksa Kesadaran 
Ada empat tingkatan kesadaran penderita, yaitu :
11. Awas = Alert
12. Suara = Voice
13. Nyeri = Pain
14. Tidak Respon = Un Respon
ASNT = AVPU

c. Memastikan Jalan napas terbuka dengan baik.
Untuk penderita yang tidak respon gunakan teknik angkat dagu dan tekan dahi.

d. Untuk menilai pernapasan.
Setelah jalan napas berjalan dengan baik maka penolong harus menilai pernapasan penderita dengan cara :
o Lihat
o Dengar
o Rasakan

e. Menilai denyut nadi.
Dengan cara meraba nadi pergelangan tangan (Arteri Radialis ).
Bagi penderita yang sadar, sedangkan bagi penderita yang tidak sadar periksa nadi Leher ( Carotis ).

f. Hubungi Bantuan.
Segera minta bantuan rujukan , mintalah bantuan kepada orang lain untuk melakukannya atau lakukan sendiri .
GAMBAR 
LDR 
GAMBAR Penderita 
Sadar 
GAMBAR Penderita 
Tidak Sadar 

Bila didaerah anda tersedia pelayanan ambulan segera hubungi telp………………….. 

3.) Pemeriksaan Fisik.
Pemeriksaan fisik tujuannya menemukan berbagai tanda yaitu:
1. Perubahan bentuk ( P )
2. Luka terbuka ( L )
3. Nyeri tekan ( N )
4. Bengkak ( B )

Tindakan ini melibatkan Penglihatan, perabaan dan pendengaran .
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistimatis dan beurutan dari ujung kepala sampai ujung kaki namun dapat berubah sesuai kondisi penderita yaitu
1. kepala
    o Telinga
    o Hidung
    o Mata
    o Mulut
2. leher
3. dada
4. perut
5. punggung
6. panggul
7. anggota gerak atas dan bawah
pada pemeriksaan anggota gerak selain PLNB juga lakukan pemeriksaan gerakan sensasi dan sirkulasi ( GSS ).

1. Pemeriksaan denyut nadi
Setiap kali jantung berdenyut maka pembuluh nadi akan melebar dan berkonstraksi saat darah melaluinya . Nadi adalah gelombang tekanan yang dihasilkan oleh denyut jantung.
Denyut nadi dapat diperiksa dibagian :
a. Leher ( Pembuluh nadi leher / A.karotis )
b. Lengan atas ( Pembuluh nadi lengan atas /A. brakialis )
c. Pergelangan tangan ( Pembuluh nadi pergelangan tangan / A. radialis )
d. Lipat paha ( Pembuluh nadi lipat paha / A.femoralis )
Cara memeriksa nadi
1. Pasien berbaring atau duduk dengan tenang.
2. Raba nadi yang akan diperiksa dengan telunjuk dan jari tengah.
3. Tekan sedikit sampai nadi teraba , lalu mulai menghitung sambil melihat penunjuk detik pada jam. 4. Bila denyut nadi teratur, nadi diperiksa selama 15 detik dan hasilnya dikalikan 4 untuk mendapatkan denyut nadi permenit. Bila denyut nadi tidak teratur, harus diukur selama 60 detik.
5. Laporkan juga teratur atau tidak, kuat atau lemah denyut nadi penderita.
Denyut Nadi
Bayi : 120 – 150 X/menit
Anak : 80 – 150 X/menit
Dewasa : 60 – 90 X/menit

2. Pemeriksaan pernapasan
    Pada penderita sadar jangan sampai penderita mengetahui bahwa frekwensi pernapasannya sedang dihitung. Genggam tangan penderita lalu letakkan diatas diatas dada atau perut penderita, lalu amati gerakkan naik turunnya. Satu pernapasan adalah satu kali menghirup napas dan satu kali mengeluarkan napas ( satu kali gerakan naik dan turun ). Pernapasan dihitung selama 30 detik, lalu dikalikan 2 untuk mendapatakan frekuesi pernapasan permenit.
Frekwensi Pernapasan
Bayi : 25 – 50 X/menit
Anak : 15 – 30 X/menit
Dewasa : 12 – 20 X/menit

3. Pemeriksaan Suhu
    Pada pemeriksaan suhu tubuh cukup diperoleh data suhu relatif. Apakah ada peningkatan atau penurunan suhu yang dilakukan dengan perabaan dengan menggunakan punggung tangan pada dahi atau leher. Kelembaban kulit juga harus dinilai ( berkeringat / kering ) Warna kulit juga perlu dinilai. Pucat :-: dapat terjadi akibat gangguan peredaran darah.
Kemerahan :-: tekanan darah tinggi, keracunan alcohol, luka bakar, demam, penyakit infeksi.
Kebiruan ( sianossi ) :-: Kurangnya oksigen dalam darah.
Kekuningan :-: Sering merupakan tanda gangguan hati.
Biru kehitaman :-: Tanda perdarahan bawah kulit.
Suhu Tubuh
Normal 37º Celcius
Gambar memeriksa suhu tubuh 
Gambar memeriksa denyu nadi, 
Gambar memeriksa pernapasan

Riwayat Penderita 
    Untuk mengetahui penyebab atau pencetus suatu kejadian, mekanisme kejadian atau perjalanan suatu penyakit maka diperlukan wawancara yang dapat dilakukan dengan penderita, keluarganya atau saksi mata. Riwat penderita ini sangat penting pada kasus medis.Untuk memudahkan, dikenal akronim KOMPAK .
K = Keluhan utama
    Sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita . Gejala adalah hal-hal yang hanya dapat dirasakan oleh penderita misalnya nyeri, pusing. Tanda adalah hal-hal yang dapat diamati oleh orang lain . Saat melakukan Tanya jawab hindari jawaban YA atau TIDAK. Usahakan memberikan pertanyaan terbuka.
O = Obat – obatan yang diminum
    Tanyakan apakah penderita sedang dalam proses pengobatan. Gangguan yang dialami mungkin akibat lupa minum atau menelan obat tertentu contohnya seorang penderita kencing manis mengalami masalah kadar gula derah yang tinggi karena lupa minum obat sebelum makan.
M = Makanan / Minuman terakhir
    Hal ini dapat dijadikan dasar terjadinya kehilangan kesadaran pada penderita. Selain itu data ini juga penting untuk diketahui bila ternyata penderita harus menjalai pembedahan di RS.
P = Penyakit yang diderita
    Riwayat penyakit yang sedang diderita atau pernah diderita yang mungkin berhubungan dengan keadaan yang dialami penderita saat ini. Contoh : asma dan jantung.
A = Alergi yang dialami
    Perlu dicari apakah penyebab pada penderita ini mungkin merupakan suatu bentuk alergi terhadap bahan-bahan tertentu . umumnya penderita atau keluarga sudah mengetahuinya dan sudah memahami mengatasi keadaan itu.
K = Kejadian
    Kejadian yang dialami penderita sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya gejala dan tanda penyakit yang diderita saat ini.

Pemeriksaan Berkala
    Pemeriksaan harus diteruskan harus berkala sebelum mendapat pertolongan medis. Secara umum pada pemeriksaan berkala harus dinilai kembali :
- Tingkat kesadaran
- Nilai kembali jalan napas dan perbaii bila perlu
- Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
- Periksa kembali nadi penderita
Penolong tidak membuat diagnosa, tetapi dapat membuat kesimpulan berdasarkan hasil temuannya. 
- Nilai kembali keadaan kulit : Suhu, kelembaban dan kondisinya
- Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau sengaja di lewati
- Nilai kembali penatalaksanaan penderita ( secara keseluruhan )
- Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman.

Pelaporan
    Setelah selesai menangani penderita dan penolong melakukannya dalam tugas maka semua pemeriksaan dan tindakan pertolongan harus dilaporkan secara singkat dan jelas kepada penolong selanjutnya. Dalam laporan sebaiknya dicantumkan :
- Umur dan jenis kelamin penderita
- Keluhan utama
- Tingkat kesadaran
- Keadaan jalan napas
- Pernapasan
- Denyut nadi
- Pemeriksaan yang penting
- KOMPAK yang penting
- Penatalaksanaan
- Perkembangan lainnya yang dianggap penting.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar